Kenapa judulnya kerja-kerjaan? Yup. Karena bekerja menurut BPS adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh seseorang dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan dan lamanya paling sedikit 1 jam secara terus-menerus dalam seminggu yang lalu (termasuk pekerja keluarga tanpa upah yang membantu dalam suatu usaha/kegiatan ekonomi). Nah tapi, di dokumen lain juga ditemukan bahwa syarat bekerja itu minimal 35 jam per minggu. Padahal kegiatan yang akan saya bahas di bawah adalah dunia olimpiade sains. Posisinya sebagai pengajar karena udah lulus SMA wkwk. Gitu sih. Ya kan ngajar bisa termasuk bekerja asal memenuhi syarat di atas. Kalau minimal 1 jam per minggu sih bisa-bisa aja. Tapi kalau syaratnya minimal 35 jam per minggu mah beda lagi. Jadi, dibilang kerja enggak, dibilang nganggur juga enggak. Yaudah, makanya saya kasih judul kerja-kerjaan. Udah gitu, niatnya sih mengabdi, berbagi. Gitu ya.
—————————-
Good afternoon.
How’s life?
Ah alhamdulillah, I’ve passed my first semester in Geo-Information for Disaster Management UGM.
Actually I’d like to tell you a little review about 2018.
Ya jadi waktu itu saya sempat menuliskan di post sebelumnya (http://noviyantilistyaningrum.web.ugm.ac.id/2018/03/03/2018/) bahwa salah satu keinginan saya adalah dapat lowongan mengajar (lagi). Saya pikir, saya hanya akan istirahat karena KKN dan skripsi beberapa bulan saja. At least ada kesempatan di SMA saya lah. Ternyata selama setahun full saya tidak mendapat kesempatan itu. Saya benar-benar vakum dari mengajar, bahkan di sekolah lain pun. Lalu saya masih posthink siapa tahu saya bisa bantu adik-adik mempersiapkan OSK 2019, ternyata I had to prepare my thesis examination, directly followed by judgment (yudisium), then graduation. Huaaa gimana bisa. Akhirnya saya memang tidak berkesempatan. Saya pun berpikir, “Mungkin sudah bukan saatnya lagi saya berkutik di dunia olimpiade sains. Sudah ga pantas. Mending kalau dulu sampai inter, laah di pelatnas 1 aja udah geger.” wkwk. Mungkin Tuhan menggantikan keinginan saya mendapat lowongan mengajar dengan hal lain yang lebih baik.
Tepat 20 Februari 2019 lalu saya wisuda. 27 Feb 2019 OSK dong. Saya sudah ga ada pikiran lagi buat dunia olimpiade sains. Etapi tiba-toba dapat kabar dari rekan saya (FHS), dia minta tolong untuk gantiin ngajar di sebuah SMA swasta. Satu hari aja sih, tanggal 25 Feb 2019. 26 Feb-nya dihandle lagi sama dia. Bingung si, sudah berpikir bahwa saya pesimis buat bisa ngajar lagi tapi ternyata kesempatan itu masih ada 🙂 Oke dengan niat menolong teman, saya iyakan tawarannya. Hmm bagi saya ini terlalu mepet, bagaimana caranya memberikan materi seabrek buat OSK dalam waktu 2 hari saja, sementara jatah saya hanya 1 hari, itu pun 4 jam. Alhasil semaksimal kemampuan dan waktu saja.
Maret, April, hingga awal Mei saya di Kota dan Kabupaten Kediri. Kembali ke Jogja. Lalu Juni saya di Bengkulu. Juli saya di Jogja lagi, tapi mothersitter. Hueee iya itu mbak saya EAL lagi hamil 5 bulan. Selama sebulan dia di Jogja. Saya bantu urus keperluannya, termasuk urusan periksa, makanan, dan berkas wisuda. Agustus saya mulai kuliah lagi sampai selama 1 semester itu berarti awal Januari 2020 lah. Nah alhamdulillah mbak kedua saya bisa wisuda periode Oktober 2019. Orang tua saya mesti ke Jogja Oktober pula. Nah akhir Oktober saya dapat panggilan ke SMA saya lagi coba 🙂
Alhamdulillah ternyata saya ngajar lagi. Hihihi. 4 pertemuan di 2019, dilanjutkan 4 pertemuan lagi di 2020 untuk persiapan OSK 2020. Dan ga cuma itu, saya bertemu salah satu rekan ARCB yang masih aktif di dunia olimpiade sains dengan komunitas bentukannya. Nama komunitasnya adalah Koja (Komunitas Olimpiade Jogja, cek instagram @koja_olimpiade). Alhamdulillah, saya dapat kesempatan mengajar beberapa kali, bahkan 2 bidang (Kebumian dan Geografi). Kebumian saya ditunjang pengalaman di SMA ditambah sedikit kuliah. Kalau Geografi saya memang belum seberapa, tapi banyak sekali ditunjang oleh materi kuliah S1 dan S2. Ya Allah, ga nyangka banget 🙂
Ternyata Tuhan bukan mengganti keinginan/harapan/doaku itu, tapi menundanya dan ditambah dengan lebih luas. Saya tahu, menjadi single fighter mengajar di SMA sendiri itu berat. Justru keterlibatan saya di Koja merupakan collective action, team teaching, memberikan kekuatan tersendiri. Saya bahkan merasa lebih muda. Wkwk karena di Koja, saya termasuk yang agak tua. Saya percaya, kalau udah takdir ya ga akan kemana. Saya percaya, kalau udah rezeki ya ga akan kemana. Tinggal bagaimana doa, usaha, persangkaan baik, dan waktu yang tepat 🙂
Ternyata ternyata ternyata, saya masih pantas untuk berkutik di dunia olimpiade sains. Bahkan di Koja, alumni saja sudah termasuk. Ga harus linier banget nih. Misal dulu olimpiade sains bidang astronomi, kuliah di teknik, itu bukan masalah! That’s why saya punya kesempatan mengajar di 2 bidang karena pengalaman di sekolah menengah dan perguruan tinggi.
Buat semuanya yang pernah, masih, sedang, dan akan mendukung Novi baik secara langsung maupun tidak langsung, semoga Allah membalas kalian dengan kebaikan. Jazaakumullahu khoiron. Thanks a bunch!
—————-
Sincerely yours,
Noviyanti Listyaningrum, S.Si. (otw M.Sc.)